Sabtu, 01 Maret 2014

Tips Membeli Ponsel Android



Telepon seluler (ponsel) atau biasa yang kita kenal dengan sebutan Handphone (HP) sudah menjadi kebutuhan mutlak di zaman modern seperti sekarang. Berbagai model dan jenis ponsel berjamuran di pasaran. Ada yang bermodel batangan, flip atau lipat, keyboard geser, dan yang terbaru adalah berlayar melengkung.


Fungsi utama ponsel memanglah untuk berkomunikasi, yakni bertukar pesan suara maupun teks. Namun seiring perkembangannya, perangkat ponsel kemudian bisa bertukar pesan gambar/foto melalui layanan yang disebut Multimedia Messaging Service (MMS). Berawal dari MMS, kemampuan bertukar gambar kemudian berevolusi menjadi bertuka gambar gerak atau video atau video call.

Setelah fungsi utamanya sudah terpenuhi, kemudian para vendor mulai berinovasi dengan menghadirkan fungsi tambahan. Yang dimaksud fungsi tambahan sangatlah luas, bisa berupa sebagai perangkat menonton televisi, penunjuk arah, fotografi mobile, sampai yang paling sering adalah berinternet. Memang, ponsel zaman sekarang yang tak bisa berinternet bisa dibilang sudah tak harus dibeli, kecuali Anda adalah kolektor barang antik.

Untuk mendukung aktifitas tersebut, sebutan “ponsel” kemudian bergeser menjadi “ponsel cerdas” atau smartphone. Sebutan ini melekat karena ponsel zaman sekarang tidak hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi saja, tapi juga bisa melakukan berbagai hal lainnya di fungsi tambahannya. Smartphone ibarat komputer mini, di dalamnya terdapat komponen-komponen pemrosesan yang mengolah perintah dari sang penggunanya.

Mirip seperti komputer Personal Desktop (PC) yang biasa kita pakai, semakin canggih hardware-nya, semakin cepat pemrosesannya. Sebaliknya, jika hardware yang digunakan sudah lawas, pemroesaan akan terasa lebih lambat. Untuk itu, dalam membeli smartphone, pastikan Anda memilih perangkat yang punya hardware canggih agar Anda tidak kecewa. Jangan sampai waktu Anda terbuang banyak untuk menunggu pemrosesan yang lama.

Tapi ingat, jika Anda membeli ponsel, ada unsur penting lain yang harus diperhatikan, yaitu kemampuan membeli (finansial). Biasanya, semakin canggih ponsel tersebut, maka semakin tinggi harganya. Banyak orang beranggapan bahwa ponsel canggih dan mahal akan membantu aktifitasnya selamanya. Perkembangan industri ini amat sangat pesat. Ponsel canggih dan mahal Anda tidak akan selamanya menjadi yang paling canggih. Hampir tiap bulan akan ada smartphone baru yang mungkin lebih canggih.

Masa pakai smartphone biasanya hanya untuk 3-5 tahun kedepan. Bukan berarti setelah kurun waktu tersebut ponsel Anda akan rusak, tapi mungkin akan “ketinggalam zaman”. Ditambah, biasanya Anda akan bosan setelah memakai ponsel selama 3 tahun, namun perasaan bosan ini tidak berlaku bagi Anda yang setia dan merasa sudah tercukupi. Karena semuanya akan kembali pada kebutuhan Anda masing-masing. Jika satu urusan sudah tercukupi, tentu Anda bisa mengalokasikan kemampuan Anda ke urusan lain. Ingat 2 poin penting yang menyadarkan Anda ketika ingin membeli smartphone: kebutuhan dan kemampuan (finansial).

Mengapa Harus Android?

Sumber: StatCounter

Setelah mengetahui landasan memilih smartphone, hal berikutnya yang perlu diperhatikan juga adalah sistem operasi (operathing system/OS). Ada banyak OS untuk perangkat mobile di dunia, namun berdasarkan catatan StatCounter hingga bulan Januari 2014, yang paling populer saat ini adalah Android (44,53%), iOS (23,55%), Series 40 (11,72%), Symbian (6,33%), BlackBerry, dan Windows Phone. Tiap OS punya ciri, karakteristik, dan sifatnya sendiri. Android menjadi paling banyak digunakan karena produsen ponsel yang menggunakan OS ini juga sangat banyak

Beda dengan iOS dan BlackBerry yang hanya eksklusif untuk perangkat Apple dan BlackBerry, Android juga digunakan di ponsel-ponsel produksi Samsung, LG, Sony, HTC, Huawei, ZTE, dan lainnya. Dengan kata lain, Android punya basis komunitas/pengguna yang besar. Komunitas yang besar menjadi salah satu faktor pemilihan jenis ponsel. Karena Anda dapat bertukar informasi/keluhan dengan pengguna lain dengan mudah.

Windows Phone juga digunakan oleh Nokia, Samsung, Huawei, HTC, dan lainnya. Namun berdasarkan statistik diatas, penetrasi OS besutan Microsoft itu masih kecil (1,72%). Namun demikian, pasarnya perlahan mulai naik. Kebanyakan ponsel Windows Phone berasal dari Nokia. Kini, Nokia (divisi perangkat mobile) sudah diakuisisi oleh Microsoft.

Berbeda dengan Windows Phone, Android adalah platform terbuka yang dibangun berdasarkan Linux. Artinya, karena open source, OS ini punya potensi besar untuk dikembangkan lebih luas sesuai keinginan Anda. Anda bisa mengkustomisasi sendiri software perangkat tersebut, asalkan Anda mengerti pemrogramannya.

Namun jangan khawatir, bagi Anda yang tidak suka oprek-oprek, Google sebagai perusahaan yang mengembangkan Android akan secara rutin memberikan pembaruan/update sebagai kebutuhan standar pengguna.

Disini saya akan memberikan sedikit tips untuk memudahkan Anda membeli smartphone Android. Berikut ada tips-tips yang perlu diperhatikan dalam memilih ponsel Android yang tepat:

1. Merek/Vendor

Dari sekian banyak smartphone Android yang beredar, alangkah baiknya jika Anda sudah melihat “nama” si pembuatnya. Ingat, sebuah nama yang besar dan baik bisa menjadi besar karena berkualitas. Bukan hanya dari perangkatnya saja yang berkualitas, tapi juga dukungan update software dan layanan after sales. Kenali merk mana saja yang rajin memberikan update dan punya layanan after sales yang cepat dan lokasinya mencakup seluruh Indonesia.
Sumber: IDC Worldwide Mobile Phone Tracker (29/10/2013)

Jika Anda mau melihat laporan IDC (International Data Corporation) tentang pengiriman smartphone (seluruh smartphone, bukan Android saja) secara global yang dirilis Oktober 2013, peredaran smartphone di seluruh dunia dipimpin oleh Samsung, kemudian diikuti Apple, Huawei, Lenovo, LG, dan lainnya. Laporannya bisa dilihat disini.

Sekarang kita bahas singkat si Samsung karena dia yang paling besar pasarnya. Vendor asal Korea Selatan ini memang bisa dibilang “the king of Android device maker”. Samsung memang punya banyak perangkat Android di pasaran. Strategi Samsung adalah dengan membanjiri semua segmen Android dengan perangkatnya yang bernama Galaxy. Dari segmen low-end hingga high-end, Samsung punya. Bahkan produknya itu lebih banyak dibanding pesaingnya. Jadi jangan heran kalau ada orang bicara perangkat Android, pasti yang pertama terlintas adalah Samsung.

Lantas bagaimana dengan after sales Samsung di Indonesia? Kalau ini saya nggak punya datanya. Saya juga ngga punya perangkat Android Samsung. Jadi saya belum pernah merasakan pengalaman dengan after sales Samsung. Namun dari sisi pembaruan (update) software OS, Samsung adalah yang paling rajin memberikan update dibanding rivalnya. Ini salah satu faktor mengapa Samsung masih tinggi peminatnya, yakni karena “pelanggan diperhatikan selalu, tidak hanya di awal saat beli.” Memang, tidak semua perangkatnya diberikan update, namun jika dibanding segmen pasar yang sama dari pesaing, Samsung “lebih memberi perhatian”.

Bergeser ke layanan perbaikan atau biasa sering ditanya service/garansinya. Vendor yang satu ini jarang terdengar banyak keluhan. Maksudnya, dari pengalaman yang saya dengar dan baca, layanan perbaikan perangkat rusak dikerjakan Samsung dengan cepat. Maaf, bukan bermaksud menjelekkan salah satu vendor, tapi memang ada vendor yang proses perbaikannya lama. Tidak percaya? Silakan cari artikel keluhan tentang ponsel melalui kolom “Suara Pembaca” di berbagai media, Anda akan menemukan sebuah merk yang paling buruk kualitas after sales-nya di Indonesia.

Bahkan saking mengecewakannya, pelanggannya berbondong-bondong mengajukan petisi di Change.org yang meminta kualitas after sales-nya diperbaiki. Saya tidak tahu bagaimana perkembangannya hingga sekarang, namun yang saya dengar after sales vendor tersebut sudah mulai berbenah pasca “pemberontakan” tersebut. FYI, dari banyak kisah yang saya dengar, Samsung Mobile Indonesia banyak disebutkan lebih bagus pelayanannya dibanding vendor lain. Sorry bukan bermaksud promosi, tapi berbagi kisah aja :).

2. Prosesor, RAM, dan versi Android

Disini saya akan bercerita sedikit lebih mendalam. Pertama adalah prosesor, atau bisa dibilang sebagai otaknya. Ini adalah komponen utama yang akan memproses seluruh aktifitas ponsel. Kinerja suatu perangkat akan terasa cepat/lambat sangat bergantung pada kemampuan prosesor. Umumnya ponsel memiliki clock-speed antara 1GHz hingga 2,5GHz. Semakin tinggi clock-speed-nya tentu semakin cepat bekerjanya.

Di dalam prosesor terdapat inti (core) utama yang memproses tugas-tugas. Untuk mempercepat pemrosesan, prosesor mobile zaman sekarang sudah dibekali dua inti (dual-core), empat inti (quad-core), enam inti (hexa-core), hingga delapan inti (octa-core). Jika Anda sedikit bingung, begini saya ibaratkan, sebuah perkerjaan akan lebih cepat selesai dan terasa ringan jika dilakukan secara gotong-royong. Begitulah prinsip prosesor muti-core, dimana tugas-tugas akan lebih cepat selesai karena dikerjakan secara berbarengan.

Secara teori prosesor multi-core memang mempercepat tugas, namun tidak semua prosesor multi-core pasti cepat. Saya akan berbagi gambaran tentang trik marketing para vendor yang punya produk multi-core. Ada vendor yang menggembar-gemborkan produknya menggunakan prosesor quad-core, tapi jika dibanding vendor pesaing, performa produknya itu ternyata hanya setara dengan produk dual-core dari pesaing. Mengapa demikian? Karena tipe chipset yang digunakan berbeda. Si vendor dengan quad-core menggunakan chipset lawas, sementara vendor dual-core menggunakan chipset teknologi terbaru. Jadi, sebelum membeli, juga selidiki dulu tipe chipset yang digunakan.

Kedua adalah RAM (Random Access Memory). Seperti di komputer biasa, RAM berfungsi “menyimpan sementara” aplikasi yang berjalan. Semakin besar kapasitasnya, tentu semakin banyak aplikasi yang bisa/lancar dijalankan pada saat yang bersamaan. Smartphone dengan banyak fitur biasanya memakan banyak RAM. Jadi jika Anda tipe orang yang suka banyak menginstal aplikasi atau penggila aplikasi berat seperti game, cari kapasitas RAM yang besar. Smartphone sekarang umumnya menyediakan ruang RAM sebesar 512MB hingga 3GB. Saran saya, untuk saat ini, pilih perangkat dengan RAM berkapasitas minimal 1GB. Karena Anda tidak pernah menyangka jika nanti akan semakin banyak aplikasi yang terinstal di gadget Anda. Produk flagship (unggulan) saat ini biasanya mengusung RAM 2GB hingga 3GB. Oiya, di RAM juga ada clock-speed-nya seperti prosesor. Jika ingin lebih detail silakan baca informasi tambahan tentang RAM yang banyak beredar di internet.

Grafis: Inquirer.net
Ketiga adalah versi Android-nya. Tim pengembang OS pasti selalu memperbarui software-nya. Pembaruan diperlukan untuk menyeimbangkan kebutuhan pengguna, perkembangan teknologi hardware, dan sistem keamanan. Semakin baru versinya, hampir dipastikan performanya lebih cepat, ada tambahan fitur, dan penambalan lubang keamanan yang ditemukan pada versi sebelumnya. Hingga artikel ini ditulis, OS Android terbaru menyentuh nomor versi 4.4 atau punya nama KitKat. Sebelum versi 4.4 KitKat ada versi 4.1-4.3 dengan nama Jelly Bean. Jadi jika Anda berniat membeli perangkat Android, pastikan itu sudah menggunakan versi terbaru, atau perangkat yang bakal mendapatkan update ke versi tersebut.

Produk flagship/unggulan biasanya lebih diproritaskan vendor untuk mendapat Android versi terbaru. Saran saya, jika dana Anda cukup untuk membeli produk flagship, tak ada salahnya memproritaskan produk tersebut di “daftar pilihan ponsel untuk dibeli” yang Anda miliki. Jika dana tidak mencukupi, pastikan produk yang ingin Anda beli bakal diberikan update oleh sang vendor, karena tidak semua produk bisa/akan diberikan update.

3. Kapasitas Penyimpanan dan Dukungan Memori Eksternal

Setiap perangkat menyediakan kapasitas penyimpanan yang berbeda. Perlu diketahui, ruang penyimpanan terbagi dua tempat, yakni internal dan eksternal. Semua perangkat pasti memiliki penyimpanan internal, namun tidak semuanya menyediakan dukungan ke penyimpanan eksternal. Penyimpanan eksternal biasanya menggunakan kartu memori berjenis microSD.

Pertama, pastikan kapasitas penyimpanan internal sudah mencukupi kebutuhan Anda. Karena penyimpanan internal merupakan tempat utama berkumpulnya file-file sistem. Penggunaan ruang penyimpanan oleh sistem bervariasi tiap perangkat. Biasanya, semakin banyak fiturnya, file sistem membutuhkan ruang yang cukup besar.

Grafis: Thedailybuggle.com

Saat ini ruang kapasitas internal yang disediakan umumnya berkisar diantara 4 GB hingga 32 GB. Bayangkan ponsel dengan memori internal 4GB, jika sistem perangkatnya sudah menggunakan ruang 2 GB, maka ruang yang tersedia atau bisa dipakai untuk menyimpan foto, audio, video, file, dan lainnya hanya 2 GB saja. Menurut saya, ini sangat kurang. Sebab, smartphone adalah ponsel cerdas dimana Anda tidak hanya menggunakannya sebagai telpon/SMS aja, tetapi juga menikmati entertainment. Anda akan haus ruang, serta kebutuhan aplikasi yang makin banyak.

Saya sangat tidak menyarankan Anda memilih perangkat dengan penyimpanan 4 GB, kecuali budget Anda terbatas. Untuk kasus ini, saya sarankan Anda untuk memilih perangkat yang mendukung memori eksternal.

Untuk amannya, pilih yang punya memori internal 16 GB. Ingat, jika memori penyimpanan penuh, performa perangkat Anda akan terasa lambat/berat, karena ibarat “jalan”-nya sudah penuh sesak.Memori eksternal microSD biasanya tersedia dari 2 GB hingga 64 GB. Untuk menyimpan file foto, video, audio, dan file bukan sistem, biasanya disinilah tempatnya. Pertama untuk melindungi file jika perangkat di flash ulang agar tidak ikut terhapus. Kedua agar tidak memberatkan atau menuh-menuhin memori internal. Untuk pengguna ekspert, bahkan ada yang memindahkan file aplikasi ke microSD agar lebih melapangkan memori internalnya.

(Bersambung ke Part 2: http://www.dodo.my.id/2014/03/tips-membeli-ponsel-android-part-2.html)

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 Dodo
Theme by Yusuf Fikri